MUTIARA NASEHAT SYAIKH ALBANY

Posted by Iwan Triprasetyo | Posted in

MUTIARA NASEHAT SYAIKH ALBANY TERHADAP THOLABUL 'ILM




"Aku nasehatkan untuk saya pribadi khususnya dan untuk saudara-saudaraku
kaum muslimin pada umumnya agar bertaqwa kepada Allah.

Diantara bagian- bagian taqwa yang akan aku nasehatkan adalah:

Pertama, Hendaklah kalian menuntut ilmu syar'i dengan ikhlash karena Allah,
janganlah ada tujuan-tujuan yang lain seperti mengharapkan sesuatu balasan,
ucapan terima kasih atau senang tampil di muka umum.

Kedua, diantara penyakit yang menimpa para penuntut ilmu syar'i adalah ujub
dan lupa daratan, dia merasa sudah memiliki ilmu cukup sehingga berani
berpendapat sendiri tanpa mengambil bantuan dan penjelasan ulama' salaf.
Sebagaimana mereka tidak bersyukur kepada Allah yang telah memberikan
taufiq kepada mereka, berupa ilmu yang benar dan adab-adabnya, bahkan mereka
tertipu dengan diri mereka sendiri dan mereka menyangka bahwa mereka telah
memiliki kemapanan ilmu sehingga muncul dari mereka pendapat-pendapat yang
mengguncangkan, tidak dilandasi dengan pemahaman yang benar berlandaskan
al-Kitab dan as-Sunnah. Maka nampaklah pendapat-pendapat ini dari
pemikiran-pemikiran yang tidak matang, mereka menyangka bahwa fatwa-fatwa
tersebut adalah ilmu yang diambil dari al-Kitab dan as-Sunnah.

Maka, mereka sesat dengan pemikiran-pemikiran tersebut dan menyesatkan
banyak manusia, dan kalian mengetahui semuanya diantara dampak negatif dari
fenomena tadi adalah munculnya kelompok-kelompok di sebagian negeri islam
mengkafirkan kelompok-kelompok lainnya dengan alasan-alasan yang
dibuat-buat, tidak bisa kami kemukakan dalam kesempatan yang singkat ini,
karena pertemuan kami ini sekarang khusus sedang memberikan peringatan dan
nasehat kepada para penuntut ilmu dan juru da'wah, oleh karena itu saya
nasehatkan saudara-saudara kami dari ahli sunnah dan ahli hadits di seluruh
negeri islam agar mereka sabar dalam menuntut ilmu, dan agar mereka tidak
tertipu dengan ilmu yang mereka miliki sekarang.

Mereka harus mengikuti jalan yang telah digariskan, jangan sekali-kali
mereka bersandar dengan mengandalkan semata-mata pemahaman mereka atau
mereka beri nama dengan ijtihad mereka. Saya sering sekali mendengar dari
saudara-saudara kami mereka mengatakan dengan sangat mudahnya, "saya
berijtihad" atau "saya berpendapat demikian" tanpa memikirkan akibat-akibat
yang ditimbulkan dari ucapan-ucapannya. Mereka tidak mengambil bantuan dari
kitab-kitab fiqh dan hadits serta pemahaman ulama terhadap kitab-kitab
tersebut. Yang ada hanya hawa nafsu dan pemahaman yang dangkal dalam
menggunakan dalil, sedangkan penyebabnya adalah ujub dan lupa daratan. Oleh
karena itu, sekali lagi aku nasehatkan kepada para penuntut ilmu agar
menjauhi segala akhlak yang tidak islami, di antaranya agar mereka tidak
tertipu oleh ilmu yang telah didapatkannya serta tidak tergelincir ke dalam ujub.

Ketiga, terakhir, agar mereka menasehati manusia dengan cara yang lebih
baik, menjauhi cara-cara yang kasar dan keras dalam berdakwah karena Allah
Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih
baik." (QS an-Nahl : 125)

Allah berfirman dengan ayat tadi karena kebenaran itu sendiri berat atas
manusia atau menerimanya, dan berat atas jiwa-jiwa mereka, oleh karena itu
secara umum jiwa manusia sombong untuk menerimanya, kecuali sedikit orang
yang dikehendaki Allah untuk langsung menerimanya. Apabila beratnya
kebenaran itu atas jiwa manusia ditambah dengan beratnya cara berupa
kekasaran dalam da'wah, maka itu berarti menjadikan manusia lari dari
da'wah kebenaran.

Kalian tentu mengetahui sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam:
"Sesungguhnya di antara kalian ada orang-orang yang membuat orang lari
(dari kebenaran). Beliau mengulanginya tiga kali.

Sebagi penutup, saya memohon kepada Allah Ta'ala agar jangan menjadikan kami
sebagai orang-orang yang membuat orang lain lari dari kebenaran, akan tetapi
jadikanlah kami sebagai orang-orang yang memiliki hikmah dan orang-orang
yang mengamalkan al-Qur'an dan as-Sunnah.

------------------------------------------------------
Disarikan dari Hayatul Albany, Juz I hal.452-455 oleh Ustadz Fariq Qoshim Anuz dalam Buku beliau yang bermanfaat, Fikih Nasehat, diterbitkan oleh Darul Falah.

Comments (0)

Sensor Kits

Followers